Sejak meninggalnya Eri Irianto pada tahun 2000 lalu, nama Eri
tetap abadi dalam benak klub Persebaya maupun suporter fanatic Persebaya,
Bonek. Bahkan Eri menjadi inspirasi pemain-pemain muda Persebaya. Perlu
diketahui Eri Irianto meninggal saat pertandingan. Saat itu, dia terkena
serangan jantung saat melawan PSIM Yogyakarta. Jiwanya tetap tidak tertolong
meskipun sempat dilarikan ke Rumah Sakit terdekat.
Publik bola tanah air pasti akan terkenang dengan Eri setiap ada
kejadian serangan jantung di lapangan. Itu semua karena pemain tersebut
terkenal dengan tendangan geledeknya. Kolapsnya pemain Bontol Wandere Fabrice
Muamba baru-baru ini membuat kita terkenang akan Eri Irianto, walau akhirnya jiwa
Muamba tertolong.
Bentuk penghormatan dari tim kepada sang legenda dengan cara
memuseumkan nomor punggung 19 yang dulu pernah dipakai Eri Irianto.
Dengan terjadinya tragedi tersebut, Manger bola Persebaya Saleh
Hanifah mengambil hikmah bahwa kesehatan dan keselamatan pemain menjadi bagian
yang terpenting dalam dunia sepak bola. Dan sejak saat itu, kini Persebaya
melakuakan test yang ketat untu kesehatan demi karir pemainnya. Mereka rela
menolak pemain karena tidak lulus tes kesehatan meskipun pemain tersebut mempunyai
skill yang bagus. Meskipun serangan jantung tersebut jarang bisa diprediksi,
akan tetapi minimal setiap klub harus meminimalisirnya dengan mengawasi
kesehatan para pemainnya.
Menurut Ibnu Grahan dan Mursyid Efendi yang menjadi rekan Eri
dalam tim tersebut adalah bahwa Eri merupakan pemain terbaik yang pernah
dimiliki Persebaya sejak berdirinya klub.
No comments:
Post a Comment